Senin, 19 April 2021

100+ Ayat Alkitab Tentang Pernikahan dan Jodoh


Ayat Alkitab Tentang Pernikahan, Cinta dan Jodoh

AYAT ALKITAB TENTANG PERNIKAHAN
Pernikahan yang Suci
Bacaan: Pengkhotbah 4:9-12
“Sebab itu seorang laki-laki bisa meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, agar keduanya menjadi satu daging.”
Kejadian 2:24
Dapat menikah dan membentuk sebuah keluarga yang senang pasti merupakan permohonan banyak orang. Karena pernikahan itu merupakan sebuah janji suci yang diutarakan oleh dua pakai insan yang saling mengasihi satu serupa lain, banyak orang yang berlomba-lomba membawa dampak pernikahan indah layaknya di negeri dongeng dengan alasan “sekali seumur hidup”. Benarkah demikian? Seseorang menikah pasti dilandasi dengan yang namanya cinta. Namun, sering kali pernikahan cuma dijadikan sebuah ajang permainan semata.
Kita bisa melihatnya di lebih kurang kami ataupun dipemberitaan area sosial. Banyak orang yang mengakhiri pernikahannya begitu saja gara-gara tidak bisa menyelesaikan kasus ya ada. Bahkan tersedia pula yang baru sebagian bulan menikah justru pilih untuk bercerai dan menikah lagi dengan orang yang dirasa udah tepat.
Apakah itu merupakan pernikahan yang berkenan di hadapanNya?
Ketika seorang laki-laki pergi meninggalkan orang tuanya dan pilih hidup dengan dengan orang yang dicintainya sampai maut mengatasi bukankah mestinya orang selanjutnya menjaga pertalian pernikahan itu sampai akhir hayatnya?
Padahal dalam Matius 19:5-6 paham tertulis demikian “Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki bisa meninggalkan papa dah ibunya dan bersatu dengan isterinya, agar keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang udah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
Sebagai orang percaya, pernikahan merupakan momen indah yang terlalu spesial gara-gara bisa tersedia keterlibatan Tuhan dalam keluarga yang bisa dibangunnya kelak. Perinikahan itu suci. Yang kudu diingat di sini adalah suci yang dimaksud bukanlah pasangan yang bisa menikah bukan pula pendeta yang memberkati pernikahan itu, tetapi Tuhan yang terlibat dalam pernikahan tersebut. Karena pernikahan itu suci, maka kami kudu menjaga pernikahan itu sampai maut memisahkan, Ketika suatu pasangan suami istri kelak diperhadapkan oleh suatu masalah, janganlah sampai menyalahkan Tuhan. Tuhan tidak dulu salah. Ia selamanya paham apa yang kami butuhkan.
Yang membawa dampak itu salah adalah manusia itu sendiri. Pernikahan juga merupakan persahabatan yang paling akrab yang dimiliki oleh manusia. Dalam pertalian suami istri haruslah tersedia kasih Tuhan yang mendasari agar keduanya bisa saling mengasihi, mencintai, menghargai dan menghargai satu serupa lain. Haruslah menjadikan Tuhan sebagai “kepala keluarga” dalam pernikahan selanjutnya gara-gara Allah yang menjadi fokus di dalamnya. Setiap ketetapan yang diambil haruslah seturut dengan kehendakNya. Selain itu, pasangan suami istri juga kudu memiliki pandangan yang benar mengenai prinsip dan ikrar pernikahan mereka.
Pernikahan bukanlah merupakan suatu pertalian yang berwujud sementara. Masih banyak di pada kami yang menganggap bahwa pernikahan merupakan suatu langkah untuk memenuhi kebutuhan, agar tidak hidup sendiri dan agar tidak kesepian. Seringkali di pada kami lupa bisa maksud pernikahan yang suci dan kudus itu. Ketika pernikahan tidak didasari atas cinta kasih Tuhan, maka pernikahan selanjutnya bisa ringan diputuskan dan di lepaskan dikala tersedia kasus yang dihadapi atau dikala dua kesimpulan tidak bisa menjadi satu. Memang masing-masing orang memiliki pandangan yang tidak serupa mengenai pernikahan.
Ada yang  memiliki pandangan bahwa menikah merupakan salah satu langkah agar bisa hidup dengan seseorang yang dicintai tetapi tersedia pula yang berpandangan bahwa pernikahan merupakan suatu mengenai yang suci agar kudu bisa membawa pasangannya untuk sama-sama bertumbuh di dalam Tuhan. Oleh gara-gara itu, masing-masing pasangan kudu paham khususnya dahulu mengapa mereka idamkan menikah dan membangun keluarga bersama.
Yang Harus Dilakukan Agar Ada Kasih dalam Pernikahan
Karena pernikahan merupakan suatu tahapan menuju kehidupan yang baru, maka hal-hal yang kudu diperhatikan dalam membangun pertalian pernikahan itu yaitu:
1. Menjadikan Tuhan sebagai pondasi pernikahan
Pernikahan merupakan sesuatu yang suci agar kudu menjadikan Tuhan sebagai pondasi utama dalam pernikahan tersebut. Ketika Tuhan udah menjadi pondasi, biarkan Tuhan yang menuntun pernikahan tersebut. Biarkan Tuhan juga ikut campur tangan di dalam pernikahan saudara. Ketika Tuhan udah bekerja dan ikut campur tangan dalam pernikahan tersebut, maka Tuhan bisa menjaga dan kasihNya bisa berkesinambungan tersedia dalam keluarga tersebut.
2. Saling mengasihi
Hal yang kudu diperhatikan yakni kasih. Ketikan suatu pasangan saling mengasihi, mereka bisa bisa menghadapi kasus secara bersama-sama dan juga berpikir bersama. Mereka tidak bisa saling menyalahkan dan mengupayakan untuk mengumpulkan dua kesimpulan yang tidak serupa dikala tersedia suatu kasus yang muncul.
3. Saling terbuka
Keterbukaan merupakan mengenai kudu yang kudu dilakukan. Setiap pasangan kudu berkenan terbuka satu serupa lain. Terbuka di sini bermakna masing-masing pasangan kudu jujur bisa perasaannya asing-masing. Ketika dalam pernikahan udah tersedia sikap saling terbuka, pernikahan itu bisa dipenuhi oleh kasih dan tidak tersedia kebohongan di dalamnya.
4 Tidak selingkuh
Perselingkuhan merupakan salah satu penyebab suatu pertalian pernikahan tidak harmonis. Perselingkuhan cuma bisa membawa dampak kasih Tuhan hilang. Ketika perselingkuhan itu terjadi, cuma bisa membawa dampak pasangan menjadi kecewa dan tidak yakin lagi kepada kita. Bukankah perzinahan dilarang Allah untuk kami lakukan? Kasihilah pasanganmu sebagaimana mestinya. Apapun alasan yang mebuatmu menduakan pasanganmu ingatlah mengapa dahulu kamu memilihnya untuk mendampingi hidupmu.
5 Tidak khawatir
Ketika menikah, mengenai pertama yang pasti bisa terlihat yakni rasa khawatir. Khawatir bisa apa yang bisa dimakan dan diminum, kuatir bisa pekerjaan atau jikalau udah memiliki anak bisa kuatir pada anak tersebut. Rasa kuatir yang terlalu berlebih justru bisa membawa dampak pertalian pernikahan tidak menjadi harmonis. Pasangan bisa saling menuntut satu serupa lain untuk memenuhi keperluan yang jadi lama banyak. Karena tuntutan itu, kala dengan menjadi menyusut gara-gara berkesinambungan bekerja. Oleh gara-gara itu, serahkanlah kekhawatiranmu kepada Tuhan, maka Ia bisa mencukupkan seluruh yang kamu perlukan.
6. Saling menghormati
Saling menghargai juga terlalu kudu untuk dilakukan. Dalam Kolose 3:18-21 disebutkan demikian “Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana mestinya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar pada dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, gara-gara itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, agar jangan tawar hatinya.” Menhormati merupakan salah satu wujud penghargaan yang paling dalam. Setiap bagian keluarga haruslah saling tersedia rasa hormat antar satu dengan yang lainnya.
7 Saling mengampuni
Ketika pasangan berbuat suatu kesalahan, kudu bagi kami untuk mengampuninya. Ketika pasangan tidak bisa saling mengampuni lalu bagaimana mereka bisa menjaga pernikahannya. Jangan biarkan amarah menguasai pernikahan suci yang udah dibangun tetapi biarlah kasih pengampunan nyata di dalamnya.
Pernikahan merupakan mengenai yang suci dimana Allah tersedia di tengah-tengah pernikahan tersebut. Jangan biarkan keegoisan diri justru membawa dampak kerusakan pernikahan suci yang udah dibangun. Setiap pasangan hendaklah saling mengasihi, menghargai dan mengampuni. Jadikanlah Allah sebagai pondasi dalam membangun suatu pertalian pernikahan. Kiranya kasih Allah menyertai pernikahan saudara. Tuhan Yesus memberkati.
AYAT ALKITAB TENTANG JODOH
Are You My Destiny?
Bacaan: Kejadian 2:18-25
“Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang berasal berasal dari tulangku dan daging berasal berasal dari dagingku. Ia bisa dinamai perempuan, gara-gara ia diambil berasal berasal dari laki-laki.””
Kejadian 2:23
Masalah percintaan pasti berkesinambungan menjadi topik obrolan hangat khususnya dikalangan anak muda. Banyak di pada anak muda yang berkesinambungan bicara mengenai jodoh yang kelak bisa menjadi pasangan hidupnya kelak. Terkadang rasa kuatir terlihat dikala seseorang udah memasuki fase “matang” baik secara emosional maupun seksual tetapi belum memperoleh jodohnya. Pertanyaan khususnya sindiran orang lain kadang kala salah diambil kesimpulan oleh kami agar kami mengupayakan untuk secepatnya memperoleh jodoh. Bahkan tidak heran jikalau kami menyaksikan banyak di pada kami yang memiliki pasangan yang belum yakin gara-gara konsep jodoh yang salah ini dan impuls yang salah untuk memperoleh jodoh secepatnya.
Padahal di dalam 2 Korintus 6:14 udah paham dikatakan demikian “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak sepadan dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terkandung pada kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang bisa bersatu dengan gelap?”
Ketika memiliki pasangan yang tidak seiman seringkali kami dengan yakin dan yakin bahwa kami bisa membawa pasangan kami yakin kepada Tuhan gara-gara menganggap pasangan itu merupakan jodoh yang udah Tuhan berikan. Namun apakah benar layaknya itu? Bisa saja kami yang justru dibawa oleh pasangan kami agar membawa dampak kami menjadi jauh dariNya.
Kekhawatiran bisa kasus jodoh seakan berkesinambungan menghantui dan membayangi kami yang belum dipertemukan Tuhan dengan pasangan yang tepat. Di dalam 1 Korintus 11:11-12 paham dikatakan “Namun demikian, dalam Tuhan tidak tersedia perempuan tanpa laki-laki dan tidak tersedia laki-laki tanpa perempuan.Sebab serupa layaknya perempuan berasal berasal berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal berasal berasal dari Allah.”
Setiap manusia pasti memiliki pasangannya masing-masing gara-gara tidak baik bagi manusia hidup seorang diri saja. Oleh gara-gara itu, kami tidak kudu kuatir bisa jodoh yang belum Tuhan pertemukan. Belum dipertemukan sekarang bukan bermakna kami tidak memiliki jodoh. Jodoh merupakan momen dimana kami memaksakan niat kami kepada Tuhan. Jodoh bukan bermakna kami menghendaki Tuhan untuk mengumpulkan kami dengan orang yang kami sukai.
Ini bukan kasus si A kudu menikah dengan si B. Ini merupakan kasus kala Tuhan memperoleh kami dengan seseorang yang bisa menjadi penolong hidup kami yang sepadan dengan kita.  Sepadan yang dimaksud bukanlah kesamaan status sosial atau kesamaan latar belakang. Sepadan di sini bermakna pasangan yang yakin kepada Tuhan yang bisa membangun kehidupan kami baik secara rohani dan jasmani. Jodoh bukanlah sesuatu yang kudu dipermainkan dan dipertaruhkan. Jodoh merupakan seseorang yang kelak bisa mendampingi kami baik senang maupun duka. Baik dalam kondisi sedih maupun senang. Ia bisa menopang dan menemani kami di selama kehidupan kita. Jadi, kami tidak kudu tergesa-gesa gara-gara Tuhan udah buat persiapan seseorang yang sepadan dengan kami yang kelak bisa menjadi penolong kita.
Ada dua pandangan tidak serupa mengenai jodoh. Pandangan pertama bicara bahwa jodoh merupakan takdir dan pandangan ke dua bicara bahwa jodoh merupakan pilihan. Pandangan jodoh merupakan sebuah takdir disebut juga dengan determinisme. Pandangan ini yakin bahwa jodoh seseorang itu udah ditentukan oleh Tuhan agar tidak kudu mengupayakan atau melakukan suau usaha untuk memperoleh jodoh.
Pandangan ini memungkinkan seseorang hanyak menganggap dirinya merupakan “tokoh” yang udah diatur oleh seorang “sutradara” agar bisa menerima masing-masing wejangan dan ketetapan yang diberikan. Ketika seseorang menganggap jodoh merupakan takdir Tuhan bisa menjadi ia juga menyalah artikan perasaan sukanya agar apa yang ia sukai dikatakan takdir dan merupakah jodohnya. Berbeda dengan pandangan yang kedua. Pandangan ke dua menganggap jodoh itu merupakan pilihan agar kami yang kudu pilih jodoh kita. Pandangan ini bisa mengutamakan niat bebas manusia untuk pilih apa yang ia sukai tanpa melibatkan campur tangan Tuhan. Ia menganggap inilah hidupnya agar ia yang kudu menentukan, bukan ditentukan oleh orang lain khususnya Tuhan. Pandangan mengenai jodoh ini kami yang pilih idamkan berpandangan layaknya apa. Yang kudu diingat, Tuhanlah yang udah mengatur masing-masing langkah hidup kita. Jangan lupakan Tuhan atas masing-masing apa yang kami putuskan dalam kehidupan ini.
Ketika kami mengabaikan Tuhan, pilihan yang kami anggap baik belum pasti benar dihadapanNya.
Bukankah mengenai paling utama adalah berbuat baik dan benar dihadapanNya?
Jangan biarkan keduniawian kami mengalahkan iman kami kepadaNya. Ia pasti bisa menyediakan dan memberi tambahan yang paling baik bagi kami juga soal pasangan hidup.
Hal paling utama dalam memperoleh jodoh yakni jangan meyakinkan persyaratan “paten” mengenai jodoh kita. Jangan memiliki kesimpulan salah mengenai jodoh. Masih banyak di pada kami yang berpikir bahwa dikala kami memiliki kesamaan dan keselarasan dengan seseorang bermakna orang selanjutnya merupakan jodoh kita.
Jika kalian memiliki kesamaan dalam mengenai yang buruk apakah kamu beranggapan dia masih selamanya jodohmu yang diberikan oleh Tuhan?
Jodoh itu haruslah seseorang yag udah Tuhan tetapkan bukan yang kami tetapkan menurut persyaratan dan permohonan kita.
Tanda Dia Merupakan Pasangan berasal berasal dari Tuhan
Terkadang kami bingung apakah benar orang yang sedang dengan kami kala ini atau kelak bisa dengan kami merupakan jodoh perlindungan berasal berasal dari Tuhan atau bukan. Untuk menjawab kebingungan tersebut, selanjutnya bisa dijelaskan isyarat dia merupakan pasangan berasal berasal dari Tuhan.
1. Memiliki Iman yang sejati kepada Tuhan Yesus
Iman yakin kepada Tuhan merupakan mengenai kudu yang kudu dimiliki oleh seseorang yang bisa menjadi pasangan kita. Jika ia tidak mempercayai Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat, maka ia bukanlah jodoh berasal berasal dari Tuhan. Mengapa demikian? Karena Tuha sendiri menyuruh kami untuk melacak pasangan yang sepadan.
2. Tuhan yang mendominasi pertemuan kami dengannya
Ketika kami mengupayakan melacak seseorang yang dianggap sebagai jodoh kami agar kami memaksa Tuhan tetapi tidak menghendaki penyertaan Tuhan bisa menjadi dia bukan merupakan jodoh kami gara-gara kami yang mengupayakan sekuat tenaga untuk dengan dengannya tetapi tidak menghendaki penyertaan Tuhan. Jika kami menjadi dia cocok dengan kita, belum pasti Tuhan juga menghendakinya. Tuhan tidak selamanya mengijinkan suatu pertemuan yang berjalan untuk kelak dipersatukan kemudian.
3. Benar-benar mencintai kami apa adanya
Tanda dia merupakan pasangan berasal berasal dari Tuhan untuk kami yakni sikapnya yang terlalu mencintai kami apa adanya. Ia berkenan menerima kekurangan dan kelemahan kami khususnya menjadi pelengkap bagi kekurangan kita. Ia tidak menuntut kami untuk berubah dan menuruti apa yang dia inginkan. Dia selamanya idamkan kami menjadi diri kami sendir apa adanya tanpa kudu membandingkannya dengan orang lain. Ia bisa membawa dampak kami menjadi seseorang yang istimewa gara-gara dia mencintai apa yang tersedia pada diri kami tanpa menuntut adanya suatu perubahan.
Jodoh merupakan sesuatu yang tidak bisa kami paksakan kepada Tuhan. Kita juga tidak bisa meyakinkan seseorang untuk menjadi jodoh kami berdasarkan persyaratan pilihan kita. Jika kami menjadi cocok atau nyaman dengan seseorang, belum pasti orang selanjutnya merupakan jodoh perlindungan berasal berasal dari Tuhan. Oleh gara-gara itu, jikalau pada kala ini kamu belum memperoleh jodoh berasal berasal dari Tuhan, ingatlah Ia bisa memberi tambahan seorang penolong yang sepadan denganmu kelak. Jangan tergesa-gesa untuk melacak dan menemukannya. Libatkanlah dan tanyakanlah Tuhan selamanya agar apa yang kamu pilih sebetulnya benar berasal berasal berasal dari Allah. Tuhan Yesus memberkati.
AYAT ALKITAB TENTANG CINTA
The Power of Love
Bacaan: Pengkhotbah 4:7-12
“Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia layaknya diri sendiri adalah jauh lebih utama berasal berasal dari seluruh korban bakaran dan korban sembelihan.”
Markus 12:33
Cinta merupakan suatu anugerah yang Tuhan berikan bagi kami manusia. Di dunia ini jikalau tidak tersedia cinta maka kehidupan cuma penuh dengan ketakutan dan kesendirian, Tanpa disadari kehadiran cinta di tengah-tengah umat manusia terlalu bermakna dan terlalu berdampak besar.
Cinta bisa bisa mengalahkan segala kendala dan tersedia gangguan yang dialami.
Pernahkah saudara membayangkan hidup tanpa tersedia yang namanya cinta?
Cinta keluarga, cinta saudara, cinta kawan khususnya yang paling besar adalah cinta berasal berasal dari Tuhan.
Jika tidak tersedia itu seluruh akankah kami bisa untuk selamanya hidup di dunia ini?
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang butuh orang lain di dalam hidupnya. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa perlindungan orang lain. Sama halnya dengan cinta. Seseorang tidak bisa hidup tanpa adanya cinta. Mereka yang udah kehilangan cinta dalam hidupnya, pasti bisa ada masalah untuk bersyukur dan merasakan keindahan dunia dan keindahan kasih Tuhan di dalam hidupnya.
Mereka yang dulu dikecewakan oleh yang namanya cinta, pasti bisa ada masalah untuk paham lagi apa itu sebetulnya cinta. Seseorang yang dulu dimanfaatkan atas nama cinta, pasti bisa ada masalah lagi yakin kepada cinta yang tulus. Ya, manusia sebetulnya layaknya itu. Terkadang manusia memainkan apa yang mestinya tidak boleh dipermainkan yakni cinta. Kita juga sering mendengar jikalau pada kala ini banyak sekali lagu-lagu yang bertemakan cinta. Cinta sebetulnya udah layaknya nafas kehidupan bagi manusia. Cinta udah menjadi bagian hidup manusia.
Dalam Efesus 5:1-2 juga dikatakan demikian “Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, layaknya anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga udah mengasihi kamu dan udah menyerahkan diri-Nya untuk kami sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” Tuhan pun udah mengingatkan dan mengajak kami untuk hidup di dalam kasih dengan tidak mengasihi diri kami sendiri tetapi juga dengan mengasihi Tuhan dan sesama kita. Di Alkitab sendiri, banyak sekali bicara mengenai kasih.
Apa itu kasih dan bagaimana mestinya kami mengasihi udah paham tertulis di dalam Alkitab. Kita kudu mengasihi gara-gara Allah udah mengasihi kami lebih dulu. “Kita mengasihi, gara-gara Allah lebih dahulu mengasihi kita.” 1 Yohanes 4:19.
Lalu sebetulnya apakah itu kasih yang diinginkan dalam Alkitab? Dalam 1 Korintus 13:4-7 dijelaskan kasih itu demikian “Kasih itu sabar; kasih itu tidak mahal hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak melacak keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menaruh kekeliruan orang lain. Ia tidak bersukacita gara-gara ketidakadilan, tetapi ia bersukacita gara-gara kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, yakin segala sesuatu, idamkan segala sesuatu, sabar menjamin segala sesuatu.”
Sungguh besar bukan kapabilitas berasal berasal dari kasih itu?
Namun karenanya, seringkali kasih atau cinta ini dipermainkan dan tidak dipertanggung jawabkan. Terkadang tersedia orang yang pakai orang lain atas basic cinta. Cinta layaknya itu bukanlah cinta sejati dan bukan pula cinta yang diinginkan oleh Allah. Cinta yang diinginkan oleh Allah adalah cinta yang tulus yang beralaskan kasih Allah.
“Kebencian membawa dampak pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.” Amsal 10:12.
Ketika kami membangun sebuah kasih atau cinta, pasti bisa menjadi kapabilitas bagi kami dan bagi orang yang kami cintai. Cinta bisa memengaruhi segala. Cinta bisa menguatkan. Cinta bisa membuatmu paham apa makna berasal berasal dari kehidupan ini.
Cinta bisa membuatmu bersyukur atas kehidupan yang udah Tuhan berikan. Cinta merupakan perasaan yang kudu tersedia di dalam diri masing-masing manusia. Cinta bukanlah sesuatu yang tidak mahal dan patut kamu permainkan. Cinta adalah sesuatu yang terlalu mahal harganya dan terlalu brharga agar kudu dijaga dan dipelihara. Bukankah gara-gara cinta dan kasihnya kepada kami Tuhan Yesus berkenan mati di kayu salib untuk menebus dosa kita. Dia tidak melakukan pelanggaran dan dosa tetapi Ia kudu menanggungnya gara-gara kasihnya kepada kita. “Satu-satunya langkah agar kami meperoleh kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kami dicintai, tetapi mulailah memberi tambahan kasih sayang kepada orang lain tanpa idamkan balasan.” Dale Carnagie.
“Tarunlah saya layaknya materai pada hatimu, layaknya materai pada lenganmu, gara-gara cinta kuat layaknya maut, kegairahan gigih layaknya dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, layaknya nyala api TUHAN!” Kidung Agung 8:6.
Cinta adalah sesatu yang kuat. Ketika kami mencintai sesuatu atau seseorang pasti kami bisa ada masalah untuk melepaskannya. Cinta itu tak berkesudahan. Ia tidak bisa dulu berakhir. Karena kapabilitas cinta pula kami bisa selamanya berdiri tegak. Jangan sampai kami kehilangan cinta itu khususnya cinta berasal berasal dari Allah. Cinta berasal berasal dari Allah merupakan cinta yang paling tulus yang tak dulu menuntut balas. Seringkali kami menyangsikan cinta Allah cuma gara-gara kasus hidup yang kami alami. Janganlah kami layaknya orang bebal yang mengandalkan pengertian kami semata. Lihatlah sekeliling kita. Renungkanlah apa yang udah terjadi.
Karena manusia merupakan makhluk lemah, maka manusia butuh orang lain untuk menguatkannya. Pada kala ini banyak manusia yang melacak cinta sejati dalam hidupnya. Untuk memperoleh cinta sejati itu, tersedia hal-hal yang kudu diperhatikan.
Yang pertama adalah mengetahui diri sendiri.
Renungkanlah apakah kamu layak dan sepantasnya untuk dicintai apa adanya bukan tersedia apanya. Karena cinta sejati itu tidak menuntut. Ia bisa menerimamu apa adanya dalam kondisi dan kondisi kamu pada kala ini.
Hal yang kudu kamu tanyakan kepada diri kamu adalah
“Apakah saya udah bahagia?”
Jika kamu udah senang dengan hidup kamu maka kamu layak untuk memperoleh cinta sejati itu. Ini gara-gara dalam cinta kamu juga kudu bisa membagi kebahagiaan yang kamu memiliki dengan orang lain bukan cuma menuntut orang lain memberi tambahan kebahagiaan kepada anda.
Yang ke dua adalah berubah.
Berubah di sini bukan bermakna kamu kudu menjadi super hero yang berbadan kekar dan siap datang kepada siapa saja dikala dibutuhkan. Berubah di sini bermakna kami tidak bersikap egois dengan cuma mementingkan diri sendiri. Kita kudu mementingkan kepentingan orang lain juga. Kita kudu berkenan menerima dan mendengarkan orang lain. Itulah yang dinamakan cinta.
Jika kamu masih berorientasi dan fokus pada diri kamu sendiri bagaimana kamu bisa memperoleh cinta sejati?
Yang sesudah itu adalah menerima apa adanya. Menerima diri kami dan menerima orang lain apa adanya. Menerima kelebihan dan kekurangan yang tersedia padanya. Jangan menuntut orang itu menjadi layaknya apa yang kamu inginkan. Tapi biarkan dia menjadi dirinya apa adanya. Yang paling akhir adalah berdoa kepada Tuhan. Dalam memperoleh cinta sejati yang kudu untuk dilaksanakan adalah mengandalkan Tuhan. Minta bimbingan dan hikmatnya. Jangan andalkan kapabilitas diri sendiri gara-gara apa yang kami pilih belum pasti baik bagiNya.
Cinta adalah sesuatu yang kami butuhkan. Cinta bisa membawa dampak kami bisa menghadapi masing-masing kasus hidup ini. Cinta bisa menguatkanmu dalam kelemahan. Akan melengkapi kekuranganmu dan bisa mendukungmu dan juga membuatmu bertumbuh di dalam Tuhan. Jangan biarkan cinta itu hilang berasal berasal dari dalam hati mu. Rasakan berkesinambungan cinta berasal berasal dari sesama dan berasal berasal dari Tuhan. Jangan sampai kamu mengabaikan kapabilitas berasal berasal dari cinta itu. Tuhan Yesus memberkati.
AYAT ALKITAB TENTANG PASANGAN HIDUP
Menanti Pasangan Hidup berasal berasal dari Tuhan
Bacaan: 1 Korintus 11:11-12
”Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak sepadan dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terkandung pada kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang bisa bersatu dengan gelap?”
2 Korintus 6:14
Pada waktunya masing-masing orang pasti merindukan bisa kehadiran seorang pasangan hidup. Semakin pertambahan usia, seseorang bisa paham makna kehadiran seorang pasangan yang bisa menemani sisa hidupnya kelak. Namun, tidak sedikit orang yang udah memiliki pacar dan yakin bahwa kelak kekasih hatinya itu bisa menjadi pasangan hidupnya padahal kekasihnya tidak sepadan dengannya?
Maksud sepadan di sini bukan bicara mengenai status ataupun latar belakang yang sama. Misalnya sama-sama dilahirkan berasal berasal dari suku yang sama. Sepadan di sini bermakna sama-sama mengenal Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. “Tenang saya pasti bisa membawanya mengenal Tuhan Yesus.”
Apakah sebetulnya semudah itu?
 Bisa saja kami yang jadi diajak dan justru kami yang bisa menjauh berasal berasal dari Tuhan. Masalah pasangan hidup sebetulnya obrolan yang ga ada habisnya khususnya untuk mereka yang masih melacak sosok pasangan hidup yang pas yang Tuhan berikan kepadanya. Pasangan hidup bermakna bicara mengenai seorang penolong yang bisa menopang kami dikala senang maupun duka, sakit maupun sehat khususnya dalam kondisi paling rendah kami sekalipun. Ketika Tuhan memberi tambahan seorang penolong yang tepat, kami pasti bisa menjadi berkesinambungan dikuatkan olehnya dan bisa berkesinambungan bertumbuh di dalam Tuhan bersama.
Dalam Kejadian 2:18 dikatakan demikian “TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, jikalau manusia itu seorang diri saja. Aku bisa menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.’” Ketika Tuhan menyaksikan Adam sendiri apa yang Tuhan katakan? Tidak baik, jikalau manusia itu seorang diri saja. Tuhan lalu menidurkan Adam dan mengambil alih tulang rusuknya untuk menciptakan Hawa. Ini bermakna perempuan diciptakan Tuhan berasal berasal dari tulang rusuk laki-laki yang kelak bisa menjadi pasangan hidupnya. Jika kamu masih belum memperoleh pasangan hidupmu, bukan bermakna kamu tidak bisa memiliki pasangan hidup. Tapi Tuhan sedang bekerja untukmu agar Ia bisa memberi tambahan seseorang yang pas bagimu.
Pertanyaan selanjutnya, mengapa seorang perempuan kudu diciptakan berasal berasal dari tulang rusuk laki-laki?
Mungkin berasal berasal dari pada kami sering mendengar jawaban ini. Tuhan tidak menciptakan perempuan berasal berasal dari tulang kaki laki-laki gara-gara perempuan bukan seseorang yang bisa diinjak-injak baik harga dirinya maupun kepercayaannya. Tuhan tidak menciptakan perempuan berasal berasal dari tulang kepala laki-laki gara-gara perempuan nantinya tidak bisa menguasai laki-laki. Tuhan menciptakan perempuan berasal berasal dari tulang rusuk laki-laki agar kelak dia bisa melengkapi kekurangan dan kelemahan laki-laki yang kelak bisa menjadi pasangan hidupnya.
Sungguh indah bukan?
Laki-laki dan perempuan dihadapan Tuhan itu sama. Terkadang manusia yang membuatnya menjadi berbeda.
Saya memiliki sebuah kisah yang memadai menarik untuk dibagikan. Ini merupakan kisah nyata yang seorang pendeta bagikan dikala saya menghadiri sebuah ibadah kampus. Pendeta itu bercerita mengenai seorang perempuan yang dikenalnya. Perempuan itu cantik, pintar, ramah khususnya takut bisa Tuhan. Usianya udah tidak muda lagi.
Diusinya kala ini, bisa saja dia udah disuruh untuk menikah dan melacak pasangan hidup. Ia-pun berdoa kepada Tuhan. Suatu hari, datanglah seorang laki laki tampan dan kaya tetapi laki-laki ini belum mengenal Tuhan. Singkat cerita, si laki laki ini menjadi tertarik dan mengjak perempuan ini untuk menikah. “Aku berkenan menikah dengan engkau. Aku bisa menerimamu apa adanya. Tapi kamu kudu ikut dengaku dan tinggalkan Tuhanmu.”
Apa yang dilaksanakan oleh perempuan ini?
Perempuan ini dengan tegas menolaknya.”Lebih baik saya tidak menikah jikalau saya kudu meninggalkan Tuhanku.” Dan pada selanjutnya sampai kala ini, perempuan itu masih sendiri dan selamanya yakin bahwa Tuhan bisa memberi tambahan seseorang yang baik untuknya. Sungguh luar biasa bukan? Pasti dikala usia kami udah dewasa tetapi kami belum memperoleh pasangan hidup, kami bisa galau dan berkesinambungan bertanya kepada Tuhan mengapa kami belum dipertemukan dengan pasangan hidup kita. Sebagai orang percaya, kami juga kudu layaknya perempuan ini.
Meskipun kami merindukan sosok pendamping hidup, bukan bermakna kami kudu meninggalkan Tuhan yang kami percayai sejak dulu. Hidup kami bukanlah bergantung berasal berasal dari seseorang yang disebut pasangan. Tetapi, kehidupan kami bergantung oleh Tuhan.
Lalu apa yang sebaiknya kami melakukan agar kami bisa memperoleh pasangan hidup kita. Jelas yang pertama kali dilaksanakan adalah berdoa.
Berdoa kepada Tuhan dengan sepenuh hati dan pengharapan dan yakin bahwa Ia bisa memberi tambahan yang paling baik bagi kami menurut ketepatan waktuNya. Serahkan diri kami kepadaNya agar kiranya kehendakNyalah yang jadi. Selanjutnya kami cari paham pasangan layaknya apa yang Tuhan inginkan. Baca FirmanNya, renungkan dan pahami bagaimana pasangan yang baik untuk kita. Setelah kami paham apa yang Tuhan inginkan, kami bisa menjadi mencari. Tapi, jangan lupa untuk selamanya menghendaki hikmat berasal berasal dari padaNya. Jangan lupakan Tuhan dan andalkan berkesinambungan Ia disetiap mengenai yang kamu lakukan.
Terkadang di dalam kesimpulan kami terlihat pertanyaan,
“Mengapa Tuhan selamanya membawa dampak saya  menanti pasangan hidup yang kelak bisa Tuhan berikan? Padahal saya udah berdoa kepadaNya.”
Sebagai seorang manusia menanti merupakan suatu mengenai yang terlalu melelahkan. Tuhan membawa dampak kami menanti bukan tanpa alasan. Ia membawa dampak kami menanti agar kami bisa mengoreksi dan melacak paham apa sebetulnya yang kami cari dan kami butuhkan dalam hidup ini. Bahkan, dikala penantian kita, Tuhan bisa membawa dampak kami paham berharganya sesuatu yang kami memiliki kala ini. Kita kadang kala cuma terlalu fokus pada object kita. Fokus kami menjadi salah dan pada selanjutnya kami jadi mengalami kebimbangan dalam hidup ini.
Lalu apa yang sebaiknya kami lakukandi era penantian memperoleh pasangan hidup?
Mari kami simak penjelasan selanjutnya ini.
1. Hidup positif dengan selamanya berharap
Dalam Filipi 4:6-7 Tuhan menyuruh kami untuk tidak kuatir mengenai apa-pun juga. Ia mengingankan menyerahkan ketakutan kami dengan berdoa dan memohon kepadanya dengan penuh ucapan syukur. Jika pada kala ini kami masih dipenuhi rasa kekhawatiran, buanglah ketakutan itu. Tuhan pasti udah buat persiapan seseorang yang baik untukmu.
2. Tidak salah pilih seseorang yang kelak bisa menjadi pasangan kita
Pasangan hidup merupakan seseorang yang bisa mendampingi kami sampai akhir hayat. Pasangan hidup yang baik adalah pasangan hidup yang cocok dengan Tuhan dimana ia memiliki iman yakin kepada Tuhan. Oleh gara-gara itu, carilah pasangan yang mencintai Tuhan Yesus melebihi apapun. Seseorang yang udah mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati pasti bisa mengasihimu juga.
3. Mengutamakan Tuhan
Ketika kamu bisa memulai suatu hubunga, selamanya mengutamakan Tuhan menjadi no satu dibanding dengan pasanganmu? Mengama demikian? Ketika kamu memasang Tuhan menjadi no satu, Ia bisa mebuatmu berkesinambungan merasakan kasihNya padamu.Selain itu, kamu juga bisa membawa pasanganmu untuk bertumbuh dengan di dalamNya.
4. Siap untuk mencintai dan dicintai
Setiap orang pasti idamkan dicintai tetapi kadang kala jadi takut untuk mencintai. Ketika kamu memiliki seorang pasangan, mengenai yang kudu dilaksanakan adalah memiliki rasa mencintai dan dicintai. Kalian kudu bisa menerima dan menghargai pasangan yang udah Tuhan berikan dengan basic kasih Allah Bapa. Hubungan yang didasari oleh kasih yang tulus bisa membawa kebahagiaan di dalamnya.
Jika pada kala ini kami masih melacak seorang pasangan hidup, carilah seseorang yang mengasihi Tuhan dengan segenap hatinya. Janganlah kami melacak pasangan yang tidak sepadan gara-gara tidak mengasihi dan mengenal Tuhan Yesus sebagi Tuhan dan Juru Selamat.
Percayalah Tuhan bisa memberi tambahan seorang pasangan hidup yang baik untukmu yang kelak bisa menjadi penolong bagimu. Jika pasa kala ini kamu belum menemukannya, selamanya berdoa dan berserah kepadanya. Biarkan kuasa Tuhan bekerja atas hidupmu. Tuhan Yesus memberkati.


EmoticonEmoticon